The Asch Conformity Experiment

The Asch Conformity Experiment adalah sebuah percobaan yang diadakan oleh Solomon Asch pada tahun 1951 untuk melihat sejauh mana kekuatan konformitas dalam suatu kelompok terhadap individu. Seorang partisipan beserta beberapa aktor yang berpura-pura menjadi partisipan dikumpulkan dalam satu ruangan. Partisipan diberitahu bahwa mereka akan ikut serta dalam sebuah test psikologis terhadap penilaian visual. Mereka diperlihatkan sejumlah kartu bergambar garis dan disuru memilih dari pilihan jawaban garis mana yang panjangnya sama. Partisipan menjawab setiap soal secara verbal sehingga jawaban dari setiap orang dapat diketahui oleh semuanya. Posisi partispan yang sebenarnya dengan sengaja diatur agar ia berada dalam urutan hampir terakir, sehingga para aktor bisa menjawab lebih dulu. Pada beberapa kesempatan semua partisipan yang adalah aktor dengan sengaja menjawab memilih jawaban yang salah. Soal yang diberikan mudah dan jawabannya sangat jelas namun sebanyak 37 dari total 50partisipan mengikuti jawaban dominan yang salah. Ketika para partisipan diwawancara selepas percobaan, sebagian besar dari mereka mengaku tidak percaya pada jawaban dominan namun tetap menjawab salah karena takut dianggap aneh atau dicemooh. Sedangkan sebagian kecil dari mereka berkata kalau mereka benar-benar mengira bahwa jawaban partisipan aktor adalah benar.

Tujuan penelitian :

Solomon ingin meneliti serta mendokumentasikan kekuatan konformitas (Semudah bagaimana mengubah tingkah laku untuk mengikuti orang-orang sekitarnya) seseorang individu dalam kelompok tertentu.

Perobaan :

Subjek akan diberitahu bahwa tes ini hanya merupakan tes penglihatan, bersama-sama dengan partisipan-partisipan lainnya.

Partisipan ini  kemudian diperlihatkan gambar seperti berikut

Pertanyaannya, dari gambar 1, garis mana yang berada digambar 2 yang panjang garisnya sama dengan garis di gambar 1?

tentunya ia menjawab “A”

Kemudian di sesi ke dua partisipan lain, selain si subjek diarahkan untuk menyebutkan jawaban yang jelas-jelas salah. misalnya 5 partisipan dengan sengaja diarahkan untuk menjawab “B”, nah kemudian bagaimana reaksi yang di timbulkan oleh subjek?, apakah subjek akan bertentangan dengan pendapat partisipan lainnya, atau malah sebaliknya untuk ngikutin memilih jawaban yang jelas-jelas salah?

Hasilnya :

32 Subyek dari seluruh subjek yang dites, mengikuti jawaban salah dari partisipan-partisipan lainnya.

Kesimpulan dan Makna :

Dari penjelasan diatas sebenarnya dapat kita simpulkan penyebab seseorang itu mudah untuk konformitas hanya karena kurangnya rasa percaya diri atau istilahnya “gak pede”. Jujur saja saya semasa sekolah kemarin sering dengan mudah berkomformitas, seperti disaat ujian, setelah saya menyelesaikan soal lebih dulu dengan jawaban sendiri, seketika saya diperlihatkan jawaban dari teman-teman saya yang bertentangan dengan jawaban saya tapi saya melihat sebagian besar teman-teman satu ruangan saya memilih jawaban yang bertentangan dengan saya, maka akhirnya sayapun mengubah jawaban saya walaupun pada awalnya saya yakin dengan jawaban saya. Jadi maknanya tetaplah berada dalam pendirian anda jika anda merasa pendirian anda memang yang paling terbaik namun harus dipastikan bahwa pendirian anda benar-benar yang paling baik, kemudian jika anda sedikit terpancing oleh komformitas sekitar anda, anda sebaiknya memastikan hasil tersebut apakah lebih baik dari pendirian anda.

Note : Jika anda ingin melihat konsep dari eksperimen ini anda bisa nonton videonya disini, tapi saya harap anda sudah fasih dalam listening english language anda karena video ini tidak bersubtitle.