The Self Serving Bias

Self Serving Bias ini sudah sangat akrab bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia psychology namun jika hanya orang-orang tertentu yang mengetahui kemungkinan besar teman-teman lain yang mungkin awam tidak akan pernah tahu tentang masalah ini yang sebenarnya hal ini sangat melekat pada keseharian kita. The Self Serving Bias adalah proses kognitif atau persepsi yang terdistorsi oleh kebutuhan untuk mempertahankan dan meningkatkan harga diri . Ketika individu menolak keabsahan umpan balik negatif, fokus pada kekuatan dan prestasi mereka, tetapi mengabaikan kesalahan dan kegagalan mereka, atau mengambil tanggung jawab lebih untuk kerja kelompok mereka daripada yang mereka berikan kepada anggota lain, mereka melindungi ego dari ancaman dan cedera. Kecenderungan kognitif dan persepsi mengabadikan ilusi dan kesalahan, tetapi mereka juga melayani kebutuhan harga diri.

  • Misalnya : Adik anda tidak sengaja menjatuhkan guci mahal ibu anda yang berada diatas meja dengan posisi tepat, tetapi seketika adik anda membantah, menyalahkan disekitarnya dan beralasan “salah gucci itu, kenapa berada di pinggir meja makanya kesenggol dikit jatoh”.

Faktor terjadinya :

faktor utama seseorang melakukan tersebut ialah bertujuan untuk menegakkan atau mempertahankan harga diri ia sendiri, dengan menghubungan kebenaran pada internalnya (diri sendiri) dan kesalahan karena external (lingkungan atau sekitarnya).

Perbandingan pelaku :

Jika dibandingkan melalui jenis kelamin, beberapa penelitian telah menunjukan sedikit perbedaan pelaku antara laki-laki dan perempuan. dalam survey laporan terakhir telah terselidiki pria lebih cenderung atribut interaksi negatif dibanding wanita. jadi menunjukkan self serving bias lebih rentang dilakukan olah kaum pria.

Kemudian jika dibandingkan melalui tingkat umur orang lebih dewasa akan lebih rentang melakukan hal tersebut, ini disebakan semakin bertambahnya umur maka daya kontrol emosi seseorang akan menipis, yang dimana pada dasarnya the self serving bias terjadi karena pengaruh emosional yang kemungkinan melakukan self-estem atau perlindungan diri yang berlebihan pada individu masing-masing.

Kesimpulan & Makna :

Dari tulisan singkat saya ini menjelaskan bahwa di keseharian kita sebenarnya tidak lepas dari kesalahan yang mungkin tidak kita sengaja, namun di balik itu kita pun sebenarnya dalam keadaan pembelajaran yang dimana disaat kita dalam emosi tertekan akan mengambil jalan pintas untuk mencari penyebab masalah kita sendiri. untuk itu jika terlibat suatu masalah kitapun sebaiknya memilih dan memikirkan hal-hal positif yang digunakan dalam menyelesaikan masalah itu dan yang terpenting ialah semua itu hanyalah pembelajaran untuk kedepan.